Lagu ini karya Erik Sihotang, dipopulerkan oleh Judika
di borgin i tarsunggul au ito
huingot ho haholongan
soadong be ho dilambungki
masihol au malungun au
holong na dirohakki tu ho
tanom bagas dipusu-pusuki
tung soada be na asing ito
mangganti holong mi
Reff:
o duma didia ho.. (oh duma dimana engkau)
o duma alusi au ito… (oh duma jawablah aku)
huingot do ito hata na nidok mi (ku ingat selalu kata yang pernah kau ucap)
ho do ito ho do na gabe rokkap hi (kau lah ito, kaulah yang jadi jodohku)
21 March 2013
Karang Gigi
Karang gigi merupakan plak gigi yang mengalami mineralisasi pada permukaan gigi maupun gigi palsu. Karang gigi ini berisi bakteri-bakteri bersama dengan kandungan anorganik seperti kalsium yang berasal dari air liur (saliva) kita. Karang gigi berwarna putih, atau putih kekuningan, dan keras seperti tanah liat. Warna karang gigi bisa juga bervariasi menjadi kecoklatan atau kehitaman tergantung kontak dengan bahan lain, misalnya kopi, teh, pewarna makanan atau tembakau pada perokok.
Karang gigi biasanya terbentuk pada bagian leher gigi yang berbatasan dengan gigi. Karang gigi ini bisa terjadi di atas gusi (supra gingiva) atau terbentuk hingga ke dalam gusi (sub gingiva) yang biasanya berwarna hitam kecoklatan.
Karang gigi terbentuk karena sisa plak yang mengalami mineralisasi. Jadi pada awalnya adalah plak yang kurang bersih dalam menyikat gigi, kemudian mineral dari air ludah masuk ke dalam plak ini, terus menerus hingga plak mengeras dan terjadilah karang gigi. Karang gigi yang telah terbentuk ini merupakan media yang baik untuk melekatnya mineral dan plak, sehingga perlahan-lahan karang gigi menjadi lebih besar dan masuk ke dalam gusi.
Karang gigi sebenarnya ialah kumpulan bakteri yang bersinggungan dengan gusi dan jaringan di sekitar gigi, maka karang gigi dapat menyebabkan infeksi kronis atau akut pada gusi (gingivitis) atau jaringan di sekitar gigi (periodontitis).
Gejala yang sering timbul berhubungan dengan karang gigi :
gusi berdarah dan kemerahan
gusi membengkak dan atau bernanah
gusi melorot atau gigi tampak menjadi panjang
gigi lama-lama menjadi goyang
gigi menjadi meregang (timbul celah-celah antara gigi)
gigi menjadi linu padahal tidak ada yang berlubang
Karang gigi yang telah mengeras dapat dibersihkan oleh dokter gigi menggunakan alat bernama scaler. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan manual, yakni menggunakan instrumen, seperti dicongkel-congkel. Namun kini yang lazim ialah menggunakan ultrasonic scaler. Ultrasonic scaler ialah semacam alat berbentuk seperti ungkitan, yang akan bergetar dengan sangat halus. Getaran ini apabila diaplikasikan kepada karang gigi akan membuat ikatan karang gigi dengan gigi akan terlepas. Prosedur pembersihan karang gigi dengan ultrasonic scaler ini relatif sangat nyaman. Pada saat pembersihan, ultrasonic scaler akan mengeluarkan air dengan jumlah yang cukup untuk memberikan pendinginan, sehingga panas akibat gesekan yang menyebabkan linu akan minimal. Namun, pada beberapa bagian, di mana terbentuk karang gigi subgingival, pembersihan akan sedikit tidak nyaman karena getaran pada bagian permukaan akar akan menimbulkan rasa linu bagi mereka yang sensitif. Pada keadaan tertentu, dokter gigi akan memberikan anestesi apabila diperlukan sehingga pembersihan dapat berlangsung tanpa rasa sakit.
Supaya tidak terjadi karang gigi bersihkan karang gigi dengan baik dan benar. Seringkali yang terjadi ialah penderita tidak berani menyikat hingga menyentuh leher gigi dan gusi, padahal di daerah itulah paling banyak terbentuk karang gigi. Atau sering juga orang yang merasa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tinggi, misalnya 4 kali sehari, atau durasi sikat gigi yang lama, namun karang gigi masih banyak. Sebenarnya faktor yang menyebabkan karang gigi ada beberapa, namun membersihkan gigi dengan cara yang benar lebih penting daripada frekuensi dan durasi tersebut.
Karang gigi biasanya terbentuk pada bagian leher gigi yang berbatasan dengan gigi. Karang gigi ini bisa terjadi di atas gusi (supra gingiva) atau terbentuk hingga ke dalam gusi (sub gingiva) yang biasanya berwarna hitam kecoklatan.
Karang gigi terbentuk karena sisa plak yang mengalami mineralisasi. Jadi pada awalnya adalah plak yang kurang bersih dalam menyikat gigi, kemudian mineral dari air ludah masuk ke dalam plak ini, terus menerus hingga plak mengeras dan terjadilah karang gigi. Karang gigi yang telah terbentuk ini merupakan media yang baik untuk melekatnya mineral dan plak, sehingga perlahan-lahan karang gigi menjadi lebih besar dan masuk ke dalam gusi.
Karang gigi sebenarnya ialah kumpulan bakteri yang bersinggungan dengan gusi dan jaringan di sekitar gigi, maka karang gigi dapat menyebabkan infeksi kronis atau akut pada gusi (gingivitis) atau jaringan di sekitar gigi (periodontitis).
Gejala yang sering timbul berhubungan dengan karang gigi :
gusi berdarah dan kemerahan
gusi membengkak dan atau bernanah
gusi melorot atau gigi tampak menjadi panjang
gigi lama-lama menjadi goyang
gigi menjadi meregang (timbul celah-celah antara gigi)
gigi menjadi linu padahal tidak ada yang berlubang
Karang gigi yang telah mengeras dapat dibersihkan oleh dokter gigi menggunakan alat bernama scaler. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan manual, yakni menggunakan instrumen, seperti dicongkel-congkel. Namun kini yang lazim ialah menggunakan ultrasonic scaler. Ultrasonic scaler ialah semacam alat berbentuk seperti ungkitan, yang akan bergetar dengan sangat halus. Getaran ini apabila diaplikasikan kepada karang gigi akan membuat ikatan karang gigi dengan gigi akan terlepas. Prosedur pembersihan karang gigi dengan ultrasonic scaler ini relatif sangat nyaman. Pada saat pembersihan, ultrasonic scaler akan mengeluarkan air dengan jumlah yang cukup untuk memberikan pendinginan, sehingga panas akibat gesekan yang menyebabkan linu akan minimal. Namun, pada beberapa bagian, di mana terbentuk karang gigi subgingival, pembersihan akan sedikit tidak nyaman karena getaran pada bagian permukaan akar akan menimbulkan rasa linu bagi mereka yang sensitif. Pada keadaan tertentu, dokter gigi akan memberikan anestesi apabila diperlukan sehingga pembersihan dapat berlangsung tanpa rasa sakit.
Supaya tidak terjadi karang gigi bersihkan karang gigi dengan baik dan benar. Seringkali yang terjadi ialah penderita tidak berani menyikat hingga menyentuh leher gigi dan gusi, padahal di daerah itulah paling banyak terbentuk karang gigi. Atau sering juga orang yang merasa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tinggi, misalnya 4 kali sehari, atau durasi sikat gigi yang lama, namun karang gigi masih banyak. Sebenarnya faktor yang menyebabkan karang gigi ada beberapa, namun membersihkan gigi dengan cara yang benar lebih penting daripada frekuensi dan durasi tersebut.
Secara teori, studi
menunjukkan bahwa plak dapat terkalsifikasi 90% hanya pada 12 hari. Banyak
faktor yang berperan, misalnya kebersihan giginya, kandungan air liur, pola
makan dan sebagainya. Biasanya kunjungan ulang pada 3 bulan pertama dokter gigi
akan melihat sejauh mana laju pembentukan karang gigi. Apabila pada waktu itu
sudah banyak terbentuk karang, mungkin akan dievaluasi, apa yang salah, mungkin
dari cara pembersihannya. Kunjungan ini akan diulang, dan jika pada interval
tertentu keadaannya lebih baik, mungkin interval diperlukan perawatan ulang
bisa diperlama.
Pada waktu membersihkan karang gigi, kadang gusi kita berdarah-darah. Pada keadaan penderita normal, maksudnya tidak ada gangguan kesehatan yang lain, misalnya gangguan pembekuan darah, leukemia dan sebagainya, berdarah ini lazim terjadi saat prosedur pembersihan karang gigi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi ini dapat menyebabkan keradangan baik kronis maupun akut. Pada keadaan ini, akan terjadi peningkatan vaskularisasi jaringan (sederhananya penambahan aliran darah ke jaringan), sehingga gusi nampak lebih merah. Vaskularisasi ini merupakan usaha tubuh untuk mengalirkan elemen darah putih dari darah untuk menghadapi infeksi tersebut. Namun, karena vaskularisasi ini bersifat sementara, maka dinding dari pembuluh darah yang terjadi biasanya rapuh. Inilah yang menyebabkan gusi jadi berdarah saat disentuh. Bahkan sebelumnya mungkin penderita juga merasakan gusi berdarah saat sikat gigi. Perdarahan kecil ini akan berhenti segera setelah pembersihan selesai dan karang gigi telah bersih.
Pada waktu membersihkan karang gigi, kadang gusi kita berdarah-darah. Pada keadaan penderita normal, maksudnya tidak ada gangguan kesehatan yang lain, misalnya gangguan pembekuan darah, leukemia dan sebagainya, berdarah ini lazim terjadi saat prosedur pembersihan karang gigi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi ini dapat menyebabkan keradangan baik kronis maupun akut. Pada keadaan ini, akan terjadi peningkatan vaskularisasi jaringan (sederhananya penambahan aliran darah ke jaringan), sehingga gusi nampak lebih merah. Vaskularisasi ini merupakan usaha tubuh untuk mengalirkan elemen darah putih dari darah untuk menghadapi infeksi tersebut. Namun, karena vaskularisasi ini bersifat sementara, maka dinding dari pembuluh darah yang terjadi biasanya rapuh. Inilah yang menyebabkan gusi jadi berdarah saat disentuh. Bahkan sebelumnya mungkin penderita juga merasakan gusi berdarah saat sikat gigi. Perdarahan kecil ini akan berhenti segera setelah pembersihan selesai dan karang gigi telah bersih.
Jangan lupa bersihkan karang gigi pada dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia (Periodontist).
Sumber : Drg. J.Sutandi, Sp.Perio
Subscribe to:
Posts (Atom)