Botol plastik didesain hanya untuk sekali pakai, aman untuk dipakai 1-2 kali saja. Jika ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu dan harus ditaruh di tempat yang jauh dari sinar matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen masuk ke air yang kita minum.
Sementara itu, di masyarakat masih banyak orang yang mempergunakan botol plastik bekas pakai berulang-ulang. Botol plastik bekas minuman mineral atau minuman ringan berukuran satu liter, misalnya, sering digunakan sebagai tempat air minum. Bahkan botol plastik berukuran lebih kecil dan sudah diisi berulang-ulang sering disimpan di dalam mobil yang rawan terkena panas.
Kelebihan plastik, bahan tersebut jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau logam dan tidak mudah pecah. Plastik juga bisa dibentuk lembaran sehingga dapat dibuat kantong. Sebaliknya, plastik juga bisa dibuat kaku sehingga bisa dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan.
Tidak benar
Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Ir Yadi Haryadi, MSc mengatakan, penggunaan plastik sebagai bahan pengemas memang semakin mendominasi pasaran, baik untuk pangan maupun nonpangan, karena dianggap memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan kertas, logam, kayu, maupun gelas.
Yadi yang juga menjadi pembimbing khusus bidang kemasan makanan mengatakan, cerita yang beredar di internet tentang bahaya penggunaan botol PET secara berulang-ulang tidak benar. Menurut Yadi, berita itu berawal dari tesis seorang mahasiswa di University of Idaho, Amerika Serikat. Tesis itu mengungkapkan zat aditif DEHA yang ditambahkan pada bahan pembuat plastik PET bisa berbahaya jika masuk ke dalam air minum.
Menurut Yadi, sebenarnya penggunaan botol plastik, khususnya botol plastik PET, secara berulang-ulang tidak menjadi masalah. Syaratnya, setiap akan dipakai atau diisi ulang botol-botol tersebut dicuci bersih memakai sabun dan dikeringkan dahulu.
Yang dikhawatirkan sebenarnya bukan aspek berpindahnya bahan berbahaya, tetapi aspek kebersihannya. Botol yang sudah dipakai pasti akan tercemar mikroba dan mikroba akan memicu penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan.
Yadi mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diluruskan. Pertama, DEHA atau diethylhexyl adipate tidak pernah dinyatakan Food and Drug Administration (FDA)—badan yang mengawasi makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat—sebagai bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia.
Kedua, DEHA aditif yang sering digunakan dalam pembuatan plastik tidak digunakan dalam pembuatan PET. Namun, jika misalnya ada, FDA dan juga EPA (Environmental Protection Agency) menyatakan bahwa DEHA tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia, misalnya memicu kanker, mutasi gen, dan efek negatif lainnya.
Sebagian berbahaya
Yadi mengatakan, sebagian bahan plastik memang bisa membahayakan kesehatan jika digunakan untuk kemasan pangan. Pasalnya, dalam pembuatan plastik sering digunakan bahan tambahan (aditif) untuk memperbaiki sifat plastik. Dalam plastik juga ada monomer yang tidak ikut dalam rantai polimer. Monomer dan aditif tersebut ada yang membahayakan kesehatan manusia.
Pada waktu pewadahan, penyimpanan, transportasi, dan distribusi, bahan-bahan kimia tersebut dapat pindah dari kemasan ke bahan makanan yang dikemas. Menurut Yadi, sebetulnya yang pindah bukan hanya bahan kimia yang berbahaya saja, tetapi juga bahan kimia yang tidak berbahaya. Migrasi dapat terjadi jika ada kontak langsung antara bahan pangan dan kemasan.
Yadi mengingatkan, masyarakat perlu paham bahwa tidak semua jenis plastik kemasan berbahaya. Supaya yakin aman, Yadi menyarankan agar konsumen bersikap cermat. Untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan mengemas minuman, di bagian bawah botol selalu ada nomor dalam tanda segitiga panah melingkar. Nomor yang tertera biasanya adalah nomor satu sampai tujuh.
Nomor-nomor tersebut merupakan jenis plastik yang digunakan membuat wadah. Adapun tanda panah melingkar merupakan tanda daur ulang. Tetapi, pada kenyataannya tidak semua plastik dapat didaur ulang dan digunakan kembali seperti penggunaan semula.
No comments:
Post a Comment